MENGENAL BURUNG MURAI BATU LAMPUNG  

Posted by zry kendji in

Bagi masyarakat Indonesia, burung termasuk hewan yang paling digemari untuk dipelihara. Lihat lah, ampir di tiap kota pasti terdapat pasar burung yang selalu ramai didatangi pembeli. Bahkan, menurut sebuah survei, satu dari lima rumah tangga pasti memelihara burung.
Murai batu (Copychus Malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Keluarga Turdidae ini dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Pokoknya miara Murai Batu asik dah….
Ciri umum semua jenis murai batu adalah ekornya, yang merupakan bagian paling dominan karena panjangnya melebihi ukuran badannya. Kepala, leher, dada bagian atas, dan paruhnya berwarna hitam berkilau. Badan bagian bawah berwarna cokelat kemerahan. Panjang badan untuk betina kurang lebih 22 cm, sedangkan untuk jantan mencapai 28 cm (kalo nggak salah yak… hihihi).
Murai Batu, jika ngedenger nama akhir yang disandangnya, berkesan sesuatu yang keras dan tidak nyaman. Tapi, kalo dah denger kicauannya, apalagi pada saat duel (berhadapan) dengan murai batu lainnya suaranya sangat merdu dan empuk di telinga. Inilah yang bikin fansnya berlomba ngedapatin murai batu dengan kualitas suara paling baik.
Banyak cara yang dilakuin penggemar murai batu untuk mendapatkan kualitas suara paling baik. Ada yang ngasi makan tidak hanya kroto, tetapi juga jangkrik, agar suaranya nyaring, ada pula yang ngasi makan ulat bambu, ulat hongkong, belalang bahkan Kelabang!!! Huh aya-aya wae nih penggemar kicauan...
Mereka juga ngasi pelatih suara berupa burung kicau jenis lain seperti Kenari, Love Bird, Cililin (ini yang langka), Cucak Jenggot, Jalak Suren, suara Jangkrik ampe belalang, ato kaset suara burung berkicau (tapi ini nggak dianjurkan, coz bikin kicauan burung jadi ngban alias monoton)...
Mereka juga tidak pernah lupa menjemur dan memandikan burung. Pokoknya, apa pun mereka lakukan asalkan burung murai mereka berkicau dengan riang.
Murai batu digemari pencinta burung karena kemampuannya mengeluarkan suara yang indah dan sangat beragam. Murai batu banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan, sebagian Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Murai batu yang berasal dari Sumatera disebut Murai Batu Medan dan Murai Batu Lampung. Murai batu yang berasal dari Kalimantan disebut Murai Batu Borneo ato Murai Batu Malaysia, sedangkan yang dari Jawa disebut burung Larwo… Bener nggak yaaaa, kayanya sih bener….
Dari sederet jenis murai batu, adalah Murai Batu Medan yang punya nilai jual paling tinggi. Ini dikarenakan baik penampilan fisik maupun kualitas kicauannya jauh di atas murai batu lainnya.. paling oke dah!!
Jika diilustrasikan, variasi kicauan Murai Medan adalah a, b, c, …, o. Abis kicauan ampe variasi o, Murai Medan dapat berkicau lagi dari variasi f, g, ato bahkan j, dan tidak mengulang lagi dari a. Kemampuan Murai Batu Medan inilah yang membuatnya langka di hutan-hutan Sumatera karena banyak yang diburu.
Sedangkan Murai Batu Lampung, misalnya, dia mempunyai variasi yang lebih pendek, dan akan diulang terus-menerus. Selain itu Murai Batu Lampung kalo berkicau akan memekarkan bulu-bulu dadanya sama seperti Murai Batu Borneo tapi beda Murai Lampung dengan Murai Borneo ada pada ekornya, Murai Lampung ekornya lebih panjang dari Murai Batu Borneo.
Menurut mitos (ini katanya juga lhoooo…) murai batu sering dianggap sebagai lambang pemersatu keluarga karena sifatnya yang monogami (hebat nggak??). Seekor murai jantan akan mematuk hingga mati betina lain yang masuk ke kandangnya. Dia ingin memastikan, hanya pasangannya saja yang menjadi ratu di kandangnya..

Adalah Rere, Murai Batu Medan yang didapet secara nggak sengaja dari pehobi burung yang merasa frustasi miara ni burung, entah hokinya nggak dapet ato memang cara miaranya yang salah. Kebetulan saat itu lagi sakit hati abis minggatnya Cucak Ijo piaraan yang secara nggak sengaja lepas waktu bersihin sangkarnya. Begitu liat celah sedikit langsung deh diterobos ama tu burung,,, yah lepas deh..
Setelah sedikit nego ma si pehobi, akhirnya pindah rumah juga ni burung, yah lumayanlah dapet mainan baru. Ni Murai Batu ternyata punya suara dasar yang bagus dan keras, power yang kuat, rajin berkicau, mental yang super, jadi nggak salah kalo dia punya modal buat jadi jawara. Seminggu setelah pindah rumah dan dirawat dengan intensif sambil mengobservasi pola makan yang tepat akhirnya dapet juga…
Dua minggu dirawat dirumah ada lomba burung berkicau di Bupati Barabai Cup, ah lumayan neh nyoba mainan baru, pagi-pagi dah berangkat kesana dengan jarak tempuh 190 Km dari rumah yang ditempuh skitar 3,5 jam ternyata ni burung tetep bisa tampil prima n nyabet nomer 6.. yhah nggak malu-maluin lah didebut awalnya. Setelah itu setiap ada lomba Rere nggak pernah pulang dengan tangan hampa, selalu masuk jawara dari nomer 1 – 10, bahkan nggak jarang dalam sehari ampe nyabet 3 piala sekaligus... hebat kan piaraan gue!!!??? Siapa dulu dunk jokinya… pernah ditawar puluhan juta tapi nggak dilepas namanya juga hobi lagian sayang kan susah nyari burung bagus, materi bukan ukuran kepuasan tapi menikmati hasil perawatan adalah kepuasan tersendiri..

Sekarang Rere masih tetap dipiara dirumah, sudah lebih 2 tahun nggak pernah lomba lagi. Sedih rasanya jauh dari piaraan, coz nggak mungkin dibawa ke kost behubung gue dinas di Tarakan. Tapi suatu saat kalo gue punya rumah gue bakal boyong dia ke Tarakan……





Murai Medan_Rere jagoan yang paling banyak juara.jpg
  




Action!!.jpg
  




Murai Medan 2.jpg
  




Murai Medan 3.jpg
  




DSC00173.JPG
  




DSC00173.JPG
  




DSC00177.JPG
  




DSC00177.JPG
  

0 komentar

Posting Komentar